TEORI
PRODUKSI DALAM MANAJEMEN
MAKALAH
Untuk
Memenuhi Tuagas Matakuliah: Manajemen Perusahaan yang di bina oleh Bapak
Kharisma Danang Yuangga, S.Pd., M.Pd
Oleh
IID
ABDUL AZIZ
NIM:
2014160195
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN EKONOMI
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN EOKONOMI
UNIVERSITAS
PAMULANG
2016
KATA
PENGANTAR
Bismillahirrahmanirohim
Segala puji bagi Allah SWT, pengatur dan pemelihara seluruh alam. Shalawat
dan salam kepada Nabi dan Rasulnya Muhammad SAW, juga keluarganya, sahabatnya
serta seluruh umatnya yang mengikuti sunnahnya.
Makalah ini berisi tentang “Teori Produksi Dalam Manajemen”. Tujuan membuat
makalah ini agar seluruh mahasiswa dan mahasiswi dapat meninjau dan mengetahui
tentang teori produksi dalam manajemen dengan melalui beberapa cara seperti,
berdiskusi dan sebagainya. Karena itu sangat diharapkan bagi Mahasiswa(i)
jurusan Pendidikan Ekonomi untuk memahami semua yang berkaitan dengan ekonomi.
Terima kasih tak lupa dihaturkan untuk kerja sama dan kekompakan teman
kelompok sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Dan tak
lupa pula kami haturkan terima kasih atas bantuan selama makalah ini
dikerjakan.
Kami meyakini bahwa makalah ini , tidak terlepas dari kekurangan yang
tentunya masih dinanti kritik dan saran dari berbagai pihak untuk
penyempurnaannya.
Tangsel, Desember 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar......................................................................................................
i
Daftar isi................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..................................................................................................
1
1.2 Rumusan
masalah.............................................................................................
1
1.3 Tujuan...............................................................................................................
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Manajemen Produksi
Atau operasi…………................................. 2
2.2 Sistem Produksi............………………………………….…………….…….. 2
2.3 Penentuan Lokasi
Perusahaan ………………………...................................... 3
2.4 Pengaturan Proses Produksi .....................………………………....................
4
2.5 Rancangan Pabrik Dan Sistem Produksi …………………………………….. 5
2.6 Perencanaan Jumlah Produksi Dan Penentuan Standar…………………….... 7
2.7 Pengelolaan Dalam Kegiatan Produksi ……………………………………... 8
2.8 Pengawasan Kegiatan Produksi……………………………………………… 9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan................................................................................................... 12
3.2.
Saran............................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Seperti di ketahui manajemen pada dasarnya merupakan proses pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan perencanaan pengorganisasian pengarahan dan
pengendalian yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Sejalan dengan
itu maka manajemen produksi atau operasi merupakan proses pengambilan keputusan
didalam usaha untuk menghasilkan barang atau jasa sehingga tepat sasaran yang
berupa tepat waktu, tepat mutu, tepat jumlah dengan biaya yang efisien, oleh
karena itu manajemen produksi atau operasi mengkaji pengambilan keputusan dalam
fungsi produksi, atau operasi.
Melalui kegiatan produksi atau operasi segala sumber daya masukkan
perusahaan diintegrasikan untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai
tambah. Produk yang dihasilkan dapat berupa barang jadi, barang setengah jadi
dan jasa. Oleh karena itu, kegiatan produksi atau operasi menjadi salah satu
fungsi utama perusahaan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis memiliiki maksud dan tujuan. Adapun
maksud penulis adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Bisnis.
Sedangkan tujuannya, penulis berharap agar makalah ini bisa memberikan sedikit
ilmu pengetahuan mengenai Manajemen Produksi atau Operasi kepada para pembaca.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengertian
Manajemen Produksi ?
2. Bagaimana Sistem
Produksi?
3. Bagaimana penentuan
lokasi perusahaan/produksi?
4. Bagaimana pengaturan
proses produksi/operasi?
5. Bagaimana rancangan
pabrik dan sistem produksi?
6. Bagaimana perencanaan
produksi dan penentuan standar?
7. Bagaimana pengelolaan
dalam kegiatan Produksi ?
8. Bagaimana pengawasan
kegiatan produksi?
1.3 TUJUAN
1. Mengetahui
pengertian Manajemen Produksi
2. Mengetahui Sistem
Produksi
3. Mengetahui penentuan
lokasi perusahaan/produksi
4. Mengetahui pengaturan
proses produksi/produksi
5. Mengetahui perencanaan
produksi dan penentuan standar
6. Mengetahui pengelolaan
dalam kegiatan produksi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN PRODUKSI ATAU
OPERASI
Manajemen Produksi adalah salah satu cabang manajemen yang kegiatannya
mengatur agar dapat menciptakan dan menambah kegunaan suatu barang dan jasa.
Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat keputusan-keputusan yang berhubungan
dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan agar barang dan jasa yang dihasilkan
sesuai dengan apa yang direncanakan.
Manajemen operasi adalah suatu proses yang berkesinambungan dan efektif
menggunakan fungsi manajemen dan untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya
secara efisien dalam rangka mencapai tujuan.
Unsur Manajemen terdiri dari ; perencanaan,
pelaksanaan, pengawasan.
a. Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset dan
pengembangan produk; penentuan jumlah produk; penentuan luas dan pola
produksi;penyusunan layout & job design; serta penentuan standar kerja.
b. Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengturan proses produksi; pemeliharaan
dan penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja; dan perbaikan
kesejahteraan pekerja.
c. Tahap Pengawasan, meliputi ;
pengawasan kuantitas ; pengawasan kualitas; dan pengawasan biaya produksi dan
operasi.
Dalam perencanaan, manajer operasi menentukan tujuan subsistem operasi dari
organisasi dan mengembangkan program, kebijakan dan prosedur penentuan peranan
dan focus dari operasi termasuk perencanaan produk, perencanaan fasilitas dan
perencanaan penggunaan sumber daya produksi.
Dengan demikian, Manajemen Produksi atau Operasi menyangkut
pengambilan keputusan yang berhubungan dengan proses produksi untuk mencapai
tujuan organisasi atau perusahaan.
2.2 SISTEM PRODUKSI/OPERASI
Sistem operasi merupakan sistem yang mengacu pada sistem transformasi yang
menghasilkan barang dan jasa. Gambaran sistem ini tidak hanya menjadi pijakan
untuk definisi jasa dan manufaktur sebagai sistem transformasi, tetapi juga
dasar yang kuat untuk rancangan dan analisis operasi.
Dalam sistem operasi, yang menjadi masukan adalah energi, material, tenaga
kerja, modal dan informasi. Sedangkan sistem operasi yang disandarkan pada
kendali syari’at akan memastikan berjalannya proses transformasi yang amanah,
disamping jaminan halal atas segala masukan yang digunakan serta semua keluaran
yang dihasilkan.
Lingkungan eksternal mempengaruhi ketiga subsistem manajemen operasi.
Sebagai contoh, lingkungan eksternal menyediakan tenaga kerja, bahan mentah
yang menjadi input. Perubahan teknologi dapat mengubah proses transformasi.
Produk yang dihasilkan oleh organisasi dilempar kelingkungan eksternal, tetapi
lingkungan eksternal juga mempengaruhi output yang dihasilkan. Sebagai contoh,
perubahan preferensi konsumen akan mengubah produk yang dihasilkan organisasi
menjadi produk yang lebih sesuai dengan preferensi konsumen tersebut. Alat dan
metode dapat mempengaruhi dan membantu proses transformasi..
2.3 PENENTUAN LOKASI PERUSAHAAN
Terdapat 2 kriteria dalam menentukan lokasi produksi: Kriteria subyektif,
keputusan lokasi produksi berdasarkan pertimbangan subyektif pemilik perusahaan
dimana keputusan subyektif ini akan sangat membantu tercapainya
keberhasilan dalam bisnis sekiranya keputusan subyektif ini didukung oleh
berbagai faktor yang memperkuat keputusan subjektif.
Kriteria obyektif, mempertimbangkan berbagai faktor yang akan mendukung
tercapainya keberhasilan. Seperti regulasi pemerintah seputar bisnis yang
dijalankan, budaya masyarakat, akses terhadap pasar dan pemasok, tingkat
persaingan, akses transportasi dan lain-lain.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pilihan Lokasi Kerja:
1) Biaya ruang kerja
Biaya untuk membeli
ruang kerja dapat berbeda dari satu lokasi ke lokasi lain tergantung dari letak
tanah.
2) Ketersediaan dan biaya
tenaga kerja
Perusahaa dapat
memilih lokasi dimana terdapat banyak tenaga kerja dengan keahlian khusus yang
diperlukan. Biaya tenaga kerja sangat bervariasi tergantung dari lokasi
perusahaan.
3) Insentif pajak
Insentif pajak
diberikan untuk menambah lapangan kerja dan memperbaiki kondisi ekonomi di
daerah-daerah yang menawarkan kridit pajak.
4) Sumber permintaan
Biaya trasportasi dan
jasa produk dapat dikurangi dengan memproduksi di lokasi yang dekat sumber
permintaan dari konsumen.
5) Akses trasportasi
Perusahaan lebih memilih lokasi dekat sumber utama transportasi agar para
konsumen lebih mudah mengakses perusahaan. dalam menentukan lokasi bisnis
manufaktur dan jasa ada beberapa cara antara lain.
1.
Lokasi bisnis
manufaktur (penghasil barang)
Model-model penghitungannya:
a.
Dengan penghitungan biaya angkut dan
jarak yang paling rendah
Contoh: perusahaan konveksi, lebih memilih lokasi
didaerah kudus yang dekat dengan pasar kliwon, untuk memasarkan produknya,
bahan bakunya pun didaerah kudus banyak tersedia.
b.
Metode perbandingan biaya operasi
Memilih beberapa alternatif lokasi, kemudian
diperbandingkan dan dipilih alternatif lokasi dengan biaya operasi paling
rendah.
c.
Dengan pendekatan kualitatif
Contoh: pabrik semen dan minyak, memilih lokasi yang
dekat dengan bahan baku.
2.
Lokasi bisnis
jasa
Bisnis jasa lebih diprioritaskan yang lokasinya setrategis, karena tidak
ada biaya angkut. Namun bisnis jasa yang mendatangi konsumen seperti jasa sedot
WC, tidak perlu strategis yang terpenting adalah sarana komunikasinya kepada
konsumen, cukup dengan menempel nomor telephon.
2.4 PENGATURAN PROSES
PRODUKSI ATAU OPERASI
Keputusan mengenai proses produksi menjadi keputusan yang penting dalam
melakukan desain sistem produksi. Proses produksi diatur sesuai dengan
keinginan dan keadaan prusahaan,dengan memilih dari berbagai alternatif proses
produksi sebagai berikut:
a. Secara umum,terdapat dua jenis proses produksi :
Pertama,sistem Produksi Intermiten. Sistem
prosuksi dimana pengelolaan kegiatan produksi bersifat tidak terus menerus,
berkelanjutan dan menggunakan pola mulai selesai. Artinya,kepastian mengenai
kapan memulai proses produksi dan kapan menyelesaikan proses produksi
jelas. Terdapaat dua jenis pola produksi yang menggunakan sistem intermiten :
1. Produksi massal ( mass production)
Umumnya berlaku pada prusahaan manufaktur. Dilakukan melalui standar
produksi tertentu, prosedur tertentu dan jumlah unit produk tertentu yang
secara rutin diproduksi.
2. Pilihan masal (mass
customization)
Bahwa produk yang dihasilkan oleh prusshaan memberikasn keleluasaan kepada
konsumen untuk memilih sesuai selera dan daya beli masing-masing. Perusahaan
memproduksi variasi produk yang lebih banyak,seperti HP,Komputer.
Kedua,sistem proses produksi yang terus menerus (continous
production system) Sistem produksi dimana pengelolaan kegiatan produksi
bersifat terus menerus dan untuk jangka waktu yang relatif panjang kemudian
disimpan dalam gudang, disalurkan ke penyalur dan dijual kepada konsumen.
Contoh perusahaan manufaktur seperti perusahaan kimia, minyak bumi dan tambang,
sedangkan perusahaan jasa seperti ttransportasi transportasi yang terus menerus
memberatkan penumpang dari terminal.
b. Proses produksi Pelayanan
1. Produksi yang standar
Proses produksi yang didasarkan pada standar perusahaan. Standar tersebut
di desain dari informasi konsumen. Konsemen membeli sebagaimana barang yang
distandardisasikan tersebut.
2. Produksi menurut
pesanan
Proses produksi dilakukan untuk membuat barang sebagaimana yang dipesan
oleh konsemen. Jadi bentuknya tidak distandardisasikan tetapi sangat
bervariasi.
c. Sifat dan Teknis Produksi
Teknik produksi pada perusahaan manufaktur ada beberapa jenis yaitu:
a) Proses Ekstraktif merupakan proses produksi yang haanya mengambil dari alam
dan sudah terjadi produksi akhir, misalnya emas, batu bara, dan
sebagainya.
b) Proses Analitis merupakan kegiatan produksi yang memisah misahkan bahan
alam menjadi produk akhir, misalnya minyak, semen dan sebagainya.
c) Proses sintetis merupakan kegiatan produksi dengan mencampur bahan-bahan
kemudian diolah menjadi produk akhir, misalnya makanan, minuman, dan
obat-obatan.
d) Proses Pengubahan yaitu kegiatan produksi dengan mengubah bahan baku menjadi
produk akhir, misalnya elektronik.
2.5 RANCANGAN
PABRIK DAN SISTEM PRODUKSI
Rancangan (Design) menunjukkan ukuran dan struktur pabrik atau kantor.Tata
Letak (Layout) adalah pengaturan mesin dan perlengkapan didalam pabrik atau
kantor. Yang dimaksud pabrik atau rumah produksi merupakan tempat dimana
kegiatan produksi dijalankan.
Keputusan mengenai desain rumah produksi merupakan keputusan yang
menyangkut bagaimana perusahaan mendesain tempat produksi dari mulai fasilitas,
pekerjaan, ruang kerja, gudang dan lain-lain. Sebagai contoh untuk perusahaan
garmen, perlu ditentukan dimana meletakkan bahan baku, menempatkan pekerja,
mesin dan menyimpan hasil akhir. Begitu juga dalam bisnis restoran, manajer
perlu menentukan dimana letak kasir,meja makan, dapur, toilet, hingga lokasi
parkir.
Rancangan sistem produksi menyangkut bagaimana proses konversi dalam sistem
produksi dilakukan. Terdapat beberapa jenis rancangan dalam sistem produksi
sebagai berikut :
a. Rancangan Produksi
Adalah rancanga sistem produksi yang bersifat berkesinambungan dari awal
hingga akhir dan mengikuti satu pola proses produksi. Sebagai contoh, proses
pembuatan kain dari kapas hingga kain jadi. Tahapan proses pembuatan kain
tersebut mulai dari bahan baku berupa kapas disiapkan, kapas dipintal menjadi
kain dalam mesin pintal, kain yang sudah jadi melalui pembersihan, kemudian
kain dan diwarnai dan dibersihkan lagi kemudian dikeringkan, lalu kain melalui
proses penggulungan kemudian digudangkan.
b. Rancangan Proses
Yaitu rancangan sitem produksi yang proses produksinya mengikuti jenis
proses yang harus dilakuakan dan tak selalu harus mengikuti seluruh proses yang
ada. Contah, proses pemariksaan kesehatann disebuah poliklinik. Proses dimulai
dari pasien datang, mendafter ke resepsionis lalu menunggu diruang tunggu.
Proses selanjutnya sangat bergantung jasa apa yang diinginkan oleh pasien,
apakah perlu kedokter anak, ahli penyakit dalam atau pemeriksaan gigi
c. Rancangan Posisi Tetap
Adalah sistem produksi dimana produk yang akan dibuat diletakkan disatu
tempat, dan berbagai fasilitas seperti mesin, alat produksi, dan tenaga
kerjanya mengerjakan proses produksi ditempat tersebut. Contah, pembuatan
pesawat terbang, atau proses make up artis.
Keputusan mengenai rancangan dan tata letak mempengaruhi biaya operasi
secara langsung karena keputusan ini menentukan harga sewa, mesin dan
perlengkapan. Hal ini dapat berpengaruh pula pada pengeluaran untuk bunga
karena mempengaruhi jumlah pinjaman untuk memeli properti atau mesin.
2.6 PERENCANAAN JUMLAH
PRODUKSI DAN PENENTUAN STANDAR
Perkiraan jumlah produk yang dibuat diwaktu yang akan datang dan penentuan
standar dapat dilakukan beberapa cara antara lain :
a.
Penghitungan Forecast Produksi
Forecast produksi didasarkan forecast penjualan perusahaan. Forecast
penjualan dapat dilakukan dengan metode statistik dan metode pendapatan.
Besarnya forecast produksi dirumuskan :
b.
Dasar Perhitungan BEP (Unit)
BEP (Break Even Point) adalah suatu keadaan pada titik atau jumlah penjualan
itu perusahaan tidak laba dan tidak rugi yang berarti total biaya (Total cost)
sama dengan total pendapatan (total revenue). Jumlah produk di buat harus lebih
besar dari unit terjual pada BEP.
c.
Penentuan Standar Kinerja
Standar kerja yang harus ditetapkan meliputi :
1)
Standar Kualitas
Standar mengenai kualitas barang atau jasa yang dihasilkan, dapat dilakukan
standar per atribut dari barang dan jasa. Untuk menjamin kualitas barang perlu
pengendalian mutu terpadu. Standar kualitas ini mencakup rencana, proses
produksi, monitoring dan tindak lanjut.
2)
Standar Kuantitas
Standar mengenai jumlah barang yang harus dibuat dalam suatu periode
tertentu untuk mencapai tujuan dan pertumbuhan perusahaan.
3)
Standar Waktu Proses
Standar waktu yang dibutuhkan untuk proses produksi yang normal agar
diperoleh efisiensi yang maksimal.
4)
Standar Produktivitas (Productivity
Standar mengenai rasio antara output dari proses produksi dan input yang
digunakan.
2.7 PENGELOLAAN DALAM KEGIATAN PRODUKSI
a.
Pengaturan
Bahan Baku
Pengatuaran bahan baku dilakaukan dalam mengefesienkan biaya pemasaran dan
penyimpanan yang akan dikeluarkan dalam satu periode dengan penerapan metode
EOQ (Economic Order Quantity) jika asumsinya dapat dipenuhi. Sedangkan untuk
efesiensi biaya penyimpanan ekstra (Ekstra Carrying Cost) dan penganti bahan
baku (Stoc Out Cost) dipergunakan metode ROP (Re Order Point).
b.
Keputusan Operasi
Pengambilan keputusan merupakan tema pokok dalam operasi perusahaan.
1.
Keputusan berkaitan dengan proses
Keputusan mengenai proses fisik berkenaan dengan fasilitas yang akan
dipakai untuk memproduksi brang dan jasa.
2.
Keputusan berkaitan dengan kapasitas
Keputusan mengenai kapasitas diperlukan untuk menghasilkan jumlah produk
yang tepat, ditempat dan dalam waktu yang tepat pula.
3.
Keputusan berkaitan dengan kesediaan
Keputusan berkaitan kesediaan ini mencangkup apa yang akan dipesan, berapa
banyak, dan kapan dipesan.
4.
Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja
Keputusan berkaitan dengan tenaga kerja mencangkup bagaimana rekrutmen,
proses seleksi diselesaikan, pelatihan dan pengembangan, supervisi, kompensasi
dan PHK.
5.
Keputusan berkaitan dengan mutu
Keputusan yang menyangkut penentuan mutu produk harus menjadi orientasi
bersama dalam setiap proses operasi penetapan standar, desain peralatan,
pemilihan orang-orang terlatih dan pengawasan terhadap produk yang dihasilkan.
2.8 PENGAWASAN
KEGIATAN PRODUKSI
a. Pembelian Bahan Baku
Para menejer melakukan
tugas-tugas berikut ketika persediaan barang. Pertama memilih pemasok bahan
baku dengan memperhatikan karekteristik seperti harga, kecepatan, kualitas,
layanan dan ketersediaan kredit. Kedua mencoba mendapatkan potongan/diskon
menurut volume. Ketiga menyerahkan produksi kepada pemasok.
b. Pengawasan Persediaan Bahan Baku
Pengawasan persediaan
adalah proses pengelola persediaan pada tingkat yang meminimkan biaya.
Perencanaan kebutuhan bahan baku adalah proses untuk menjamin bahawa bahan baku
tersedia bila mana diperlukan.
c. Routing
Roting ialah urutan
(rute) tugas yang perlu nuntuk menghasilkan sebuah produk. Bahan baku biasanya
dikirimkan ke masing-masing pos krja (work station) agar dapat dipakai sesuai
spesifikasi proses produksi. Bagian tertentu dari proses produksi diselesaikan
disetiap pos kerja. Proses routing biasanya dievaluasi secara periodik untuk menentukan
apakah bias ditingkatkan sehingga mendapat proses produksi yang lebih cepat dan
murah.
d. Penjadwalan
Penjadwalan adalah
tindakan menentukan periode waktu untuk setiap tugas dalam proses produksi.
Jadwal produksi adalah rancangan untuk timing dan volume tugas produksi.
Penjadwalan dapat menunjukkan kapan setiap tugas harus diselesaikan. Cara untuk
menjadwalkan proyek khusus adalah teknik evaluasi dan peninjauan program
(program evaluation and review technique-PERT), menjadwalkan tugas dengan cara
meminimkan hambatan proses produksi.
e. Pengawasan Kualitas
Kualitas adalah dimana derajat dimana barang atau jasa memuaskan
persyaratan atau harapan pelanggan. Pengawasan kualitas merupakan proses untuk
menentukan apakah kualitas barang atau jasa memenuhi tingkat kualitas yang
diharapkan dan mengidentifikasi perbaikan yang perlu dilakukan pada proses
produksi. Kualiatas dapat diukur dengan menilai beberapa karakteristik yang
meningkatkan kepuasan pelanggan.
Pengawasan dilakukan pada berbagai waktu dari aktivitas produksi meliputi:
pada saat menentukan desain atau rancangan produk; pada saat perencanaan proses
produksi; pada aktivitas monitoring; pada akhir proses produksi.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Manajemen Produksi adalah salah satu
cabang manajemen yang kegiatannya mengatur agar dapat menciptakan dan menambah
kegunaan suatu barang dan jasa. Untuk mengatur kegiatan ini, perlu dibuat
keputusan-keputusan yang berhubungan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan
agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai dengan apa yang direncanakan.
Unsur Manajemen terdiri dari ;
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan.
Tahap Perencanaan, meliputi ; Penentuan strategi operasi; penentuan lokasi pabrik; Riset dan
pengembangan produk; penentuan jumlah produk; penentuan luas dan pola
produksi;penyusunan layout & job design; serta penentuan standar kerja.
Tahap Pelaksanaan, meliputi ; pengaturan bahan baku; pengturan proses produksi; pemeliharaan
dan penggantian fasilitas; perbaikan lingkungan kerja; dan perbaikan
kesejahteraan pekerja.
Tahap Pengawasan, meliputi ; pengawasan kuantitas ; pengawasan kualitas; dan pengawasan
biaya produksi dan operasi.
3.2 SARAN
Setelah mengetahui kegiatan produksi dalam suatu perusahaan, maka penulis menyarankan
dan mengajak kepada pembaca agar dalam menjalankan suatu produksi harus tahu
terlebih dahulu terhadap penentuan standart suatu produksi sehingga barang yang
di produksi bisa di awasi dalam kegiatannya.
DAFTAR
PUSTAKA